KATA PENGANTAR
Puji Syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulisan makalah tentang “Dampak /
Pengaruh Globalisasi Bagi Umat Islam” ini dapat terselesaikan
sebagaimana mestinya. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas yang telah diberikan oleh Bapak guru kepada kami.
Disadari bahwa makalah ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan
kerja sama yang baik dari berbagai pihak, dan penulis menyadari
sepenuhnya tanpa adanya bantuan dan dukungan tersebut makalah ini
mungkin tidak akan dapat diselesaikan tepat waktu.
Terkait dengan semua itu pada kesempatan yang sangat berbahagia ini
penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada Bapak-bapak guru yang telah mendidik dan menempa kami, semoga
jerih payah Bapak akan tercatat sebagai amal ibadah di sisi Allah SWT
Amin.
Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN
- A. Latar Belakang Masalah
Bebrapa tahun sebelumnya, istilah globalisasi sudah menggema di seantero jagat. Kata
“Globalisasi” seakan
menjadi buah bibir setiap insan yang berfikir dan membayangkan
terwujudnya kehidupan global di era sekarang ini. Kemajuan sains dan
teknologi sudah mencapai perkembangan yang amat pesat, termasuk di
Negara kita Indonesia. Kini pembangunan di Negara kita telah mencapai
kemajuan yang sangat pesat, terlebih sejak bergulirnya era reformasi
hingga saat sekarang ini.
Dalam bidang ekonomi, sosial dan politik dimasing-masing diseluruh
dunia keberadaan umat islam saat ini boleh dikata belum seberapa
menggembirakan. Dalam bidang politik masih banyak umat islam yang
mengalami penindasan dan tekanan, bahkan masih ada yang hidup dibawah
tekanan keidiktatoran pemerintah setempat, hidupnya dibawah
bayang-bayang terror dan ancama. Dari segi ekonomi juga mengalami
masalah serupa, tidak sedikit dari umat islam yang hidup dibawah garis
kemiskinan akibat ketidakadilan kaum kapitalis dan kaum borjuis,
khususnya di Negara Eropa dan Amerika. Sektor-sektor perekonomian banyak
diskuasai mereka. Akibatnya umat Islam terpinggirkan, umat Islam tidak
dapat tampil seabagai subyek namun malah sebagai obyek..
Keadaan ini sesungguhnya tak lain adalah disebabkan karena minimnya
Sumber Daya Manusia (SDM) dari umat Islam. Sesungguhnya banyak diantara
kita yang menghuni lahan dan pekarangan yang subur, namun saying mereka
tidak mampu mengolahnya. Kekayaan alam yang mereka miliki dikeruk oleh
orang-orang asing yang memiliki modal besar dan sumber daya yang
memadai. Kita umat Islam memiliki kekayaan sumber daya alam yang cukup,
tetapi dilain pihak kita masih miskin dengan sunber daya manusia, bahkan
sampai saat dan detik ini kita belum memiliki tenaga-tenaga yang
professional.
Bila kita ingin mengejar ketertinggalan ini dan mampu bersaing dengan
orang-orang diluar Islam, maka kunci utamanya adalah meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Karena, betapapun kita memiliki sumber
daya yang melimpah, baik sumber daya alam maupun jumlah penduduk, tetapi
potensi seperti ini sudah tidak bisa diandalkan di zaman ultra moderen
sekarang ini. Kini kunci itu terletak pada sumber daya manusia dengan
penguasaan IPTEK. Kita semua, kjususnya umat Islam yang hidup di abad
moderen ini tidak bisa tinggal diam dan berperan sebagai penonton,
menjadi obyek pembangunan dan modernisasi, namun hendaknya ikut menjadi
subyek pembangunan. Kita harus sadar bahwa tantangan yang kita hadapi
tidak semakin ringan, malah justru semakin berat. Oleh karena itu, kita
tidak cukup menunggu dan menunggu datangnya uluran tangan orang lain,
namun kita harus bangkit dan menyongsong masa depan yang lebih cerah.
- B. Identifikasi Masalah
Kita semua adalah insan yang ditakdirkan hidup untuk dizaman sekarang
ini, disadari atau tidak pasti akan tersentuh oleh modernisasi dan era
globalisasi. Dimana suatu Zaman yang sesungguhnya biasa-biasa saja
seakan-akan menjadi sesuatu yang langka, hebat, luar biasa dan
mengagumkan serta menjanjikan dan penuh harapan, terutama oleh
orang-orang Barat yang non Islam.
Dalam menyikapi arus modernisasi dan arus era globalisasi ini, kita
seabagai umat Islam hendaknya bersikap wajar dan biasa-biasa saja. Kita
tak perlu terkejut, terperangah, kagum, apalagi sampai kita terbius
dengan adanya slogan-slogan dari barat yang seakan-akan membius kita
semua. Globalisasi yang dikemas mereka seakan-akan menjadi obat penawar
rindu, penenang hati dan hiburan, atau bahkan menjanjikan suatu
kehidupan yang lebih baik. Padahal sesungguhnya istilah globalisasi yang
mereka lancarkan itu sesungguhnya tertinggal jauh dari Islam.
Hal ini bukannya mengada-ada atau ingin menutupi kekurangan yang
dimiliki Islam, namun fakta dilapangan telah menunjukkan bahwa kita
semua umat Islam dan penghuni bumi telah menyaksikan, bahkan
merasakannya, sesungguhnya arus modernisasi dan era globalisasi telah
menimbulkan dua dampak, yaitu : 1). Dampak positif dan 2). Dampak
negatif. Namun bagi kita umat Islam khususnya dampak negative telah
mulai mendominasi mepengaruhi dan merusak generasi Islam yang merupakan
salah satu tulang punggung untuk tegaknya pilar-pilar Islam.
- C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan dari permasalahan di atas adalah sebagai berikut :
- apakah globalisasi itu ?
- bagaimana dampak globalisasi terhadap umat Islam?
- bagaimana sikap umat Islam dalam menghadapi tantangan globalisasi ?
- D. Tujuan dan Manfaat Penulisan
- Tujuan Penulisan.
Adapun tujuan penulis membuat makalah ini adalah ingin mengingatkan
kepada kita semua khususnya generasi muda Islam, agar menyadari
sepenuhnya bahwa umat Islam kini benar-benar dihadapkan pada tatantangan
zaman dan masa depan yang makin berat. Perkembangan yang terjadi
disegala bidang kehidupan masyarakat semakin menuntut terpenuhinya
sumber daya manausia dengan kualitas yang semakin tinggi. Hal ini tidak
mungkin diraih atau dicapai kecuali dengan mengatur strategi pendidikan
Islam agar disesuaikan dengan perkembangan keadaan, utamanya dalam
menjawab tantangan pembangunan tanpa harus keluar dari koredor atau
garis-garis tuntunan atau syari’at Islam.
2. Manfaat Penulisan.
Dengan adanya tugas pembuatan makalah ini diharapakan memiliki manfaat sebagai berikut :
- Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menulis secara ilmiah
- Dapat mengetahuai bagaimana dampak / pengaruh globalisasi terhadap umat Islam.
- Diharapkan bagi pihak lain untuk memberikan sumbangan pikiran
bagi pembinaan dan pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang
sistematika penulisan karya ilmiyah.
BAB II
PEMBAHASAN
- A. Dampak Globalisasi Terhadap Umat Islam
Dewasa ini kemajuan sains dan teknologi telah mencapai perkembangan
yang sangat pesat, termasuk di Negara kita Indonesia. Pembangunan di
Negara kita juga telah mencapai kemajuan yang demikian pesat, terutama
sejak bergulirnya era reformasi hingga saat ini. Karenanya, seiring
dengan itu, marilah kita umat Islamsecara bersama-sama ikut ambil bagian
dengan secara aktif, terutama dalam pembangunan mrntal spiritual, agar
umat Islam tidak sekedar maju dalam segi fisik saja, namun juga kokoh
mentalnya, tidak mudah terjebak dalam pemikiran yang merusak.
Dalam abad teknologi ultra moderen sekarang ini, manusia telah
diruntuhkan eksistensinya sampai ketingkat mesin akibat pengaruh
globalisasi. Roh dan kemuliaan manusia telah diremehkan begitu rendah.
Manusia adalah mesin yang dikendalikan oleh kepentingan financial untuk
menuruti arus hidup yang materialistis dan sekuler. Martabat manusia
berangsur-angsur telah dihancurkan dan kedudukannya benar-benar telah
direndahkan. Globalisasi adalah merupakan gerakan yang telah dan sedang
dilakukan oleh Negara-negara Barat Sekuler untuk secara sadar atau
tidak, akan menggiring kita pada kehancuran peradaban.
Sebagaimana telah kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari, baik
secara langsung maupun melalui media cetak dan elektronik, mulai dari
prilaku, gaya hidup, norma pergaulan dan tete kehidupan yang
dipraktekkan, dipertontonkan dan dicontohkan oleh orang-orang Barat
akhir-akhir ini semakin menjurus pada kemaksiatan. Apa yang mereka
suguhkan sangat berpengaruh terhadap pola piker umat Islam. Tak sedikit
dari orang-orang Islam yang secara perlahan-lahan menjadi lupa akan
tujuan hidupnya, yang semestinya untuk ibadah, berbalik menjadi malas
ibadah dan lupa akan Tuhan yang telah memberikannya kehidupan. Akibat
pengaruh modernisasi dan globalisasi banyak manusia khususnya umat Islam
yang lupa bahwa sesungguhnya ia diciptakan bukanlah sekedar ada, namun
ada tujuan mulia yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT.
Di zaman sekarang ini, tak sedikit dari umat Islam yang lemah iman,
karena telah salah kaprah dalam menyikapi isu globalisasi. Mereka
seakan-akan kedatangan tamu istimewa, tamu pujaan hati yang telah lama
diagung-agungkan. Sehingga dalam bayangan mereka, globalisasi adalah
segala-galanya dan merupakan puncak dari modernisasi. Padahal ia
sesungguhnya adalah tipu daya dari bangsa Barat belaka yang sengaja
menjerat dan akan menjerumuskan umat Islam. Sesungguhnya globalisasi
tidak jauh beda dengan imprialisme. Penyebaran globalisasi hampir selalu
sejalan dengan penyebaran Neoliberalisme.
Globalisasi dengan konotasi itu merupakan penghambaan dan penjajahan
terhadap bangsa-bangsa di dunia agar tunduk pada prinsip-prinsip barat
yang rusak dan menyesatkan. Globakisasi merupakan program yang bertujuan
untuk mendayagunakan teknologi sebagai alat untuk mengokohkan kedudukan
kepentingan Negara adidaya, memperbudak bangsa-bangsa lemah, menyedot
sumber daya alamnya, meneror rakyatnya, manghambat perjalanannya,
memadamkan kekuatannya, menghapus identitasnya dan mengubur keasliannya,
reformasinya serta pembangunan peradabannya. Dengan kata lain
globalisasi merupakan gurita yang menelikung dan mencekik leher dunia
Islam.
Sasaran yang dikumandangkan globalisasi adalah menghilangkan jarak
dan batas, serta perbedaan antara umat manusia yang berbeda-berbeda agar
didomonasi kapitalisme yang tanpa batas, dikuasai informasi tanpa
pengawasan. Dengan globalisasi semua keyakinan, pendapat dan pemikiran
berbaur dan melebur sehingga yang tersisa hanyalah pemikiran
materialisme Barat yang turanik. Lebih tegas lagi bahwa globalisasi
menginginkan agar setiap elmen dunia khususnya umat Islam melepaskan
keperibadiannya, keyakinannya, prinsip-prinsipnya untuk kemudian
mengikuti pemikiran Barat dalam semua pola kehidupan.
Melihat strategi yang dicanangkan Barat dalam isu globalisasi di atas
sungguh amat busuk. Mereka mempunya agenda terselubung dalam mengikis
habis ajaran Islam yang dianut bangsa timur. Penyebaran itu mereka
lakukan melalui penyebaran informasi dengan sistem teknologi moderennya
yang dapat mengirim informasi keseluruh penjuru dunia. Melalui jalur ini
mereka menguasai public opini yang tidak jarang berisi serangan,
hinaan, pelecehan dan hujatan terhadap Islam dan mengesankan agama Islam
sebagai teroris. Perang yang mereka lancarkan bukan hanya perang
senjata namun juga perang agama. Mereka berusaha meracuni dan menodai
kesucian Islam lewat idiologi sekuler, politik, ekonomi, sosbud,
teknologi, komunikasi, keamanan dan sebagainya. Dengan berbagai cara
mereka berusaha menjauhkan umat Islam dari agamanya. Secara
perlahan-lahan tapi pasti mereka menggerogoti Islam dari dalam dan
tujuan akhirnya adalah melenyapkan Islam dari muka bumi.
Globalisasi bagi umat Islam tidak perlu diributkan, diterima ataupun
ditolak, namun yang paling penting Dari semua adalah seberapa besar
peran Islam dalam menata umat manusia menuju tatanan duniabaru yang
lebih majudan beradab. Bagi kita semua, ada atau tidaknya istilah
globalisasi tidak menjadi masalah, yang penting ajaran Islam sudah
benar-benar diterima secara global, secara mendunia oleh segenap umat
manusia, diterapkan dalam kehidupan masing-masing pribadi, dalam
berkeluarga, bertetangga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sebagai umat Islam hendaknya nilai moderen jangan kita ukur dari
moderennya pakaiannya, perhiasan dan penampilan, namun moderen bagi umat
Islam adalah moderen dari segi pemikiran, tingkah laku, pergaulan, ilmu
pengetahuan, teknologi, ekonomi, social budaya, politik dan keamanan
yang dijiwai akhlakul karimah, dan disertai terwujudnya masyarakat yang
adil, makmur, sejahtera dalam naungan ridha Allah SWT.
Untuk itu kita sebagai generasi Islam tidak boleh lengah dalam
menghadapi maslah modernisasi dan globalisasi ini. Mari kita membentengi
diri dan keluarga kita dengan keimanan dan ketaqwaan serta akhlakul
karimah yang disertai dengan sumber daya yang kuat, terampil dan
didukung oleh semangat persatuan kebersamaan. Insya Allah kita akan
diberikan kekuatan dan kemenangan oleh Allah SWT dalam membela dan
mempertahankan kejayaan agamanya yang suci ini.
BAB III
P E N U T U P
- A. Kesimpulan
Di zaman sekarang ini, tak sedikit dari umat Islam yang lemah iman,
karena telah salah kaprah dalam menyikapi isu globalisasi. Mereka
seakan-akan kedatangan tamu istimewa, tamu pujaan hati yang telah lama
diagung-agungkan. Sehingga dalam bayangan mereka, globalisasi adalah
segala-galanya dan merupakan puncak dari modernisasi. Padahal ia
sesungguhnya adalah tipu daya dari bangsa Barat belaka yang sengaja
menjerat dan akan menjerumuskan umat Islam. Sesungguhnya globalisasi
tidak jauh beda dengan imprialisme. Penyebaran globalisasi hampir selalu
sejalan dengan penyebaran Neoliberalisme
Globalisasi dengan konotasi itu merupakan penghambaan dan penjajahan
terhadap bangsa-bangsa di dunia agar tunduk pada prinsip-prinsip barat
yang rusak dan menyesatkan. Globakisasi merupakan program yang bertujuan
untuk mendayagunakan teknologi sebagai alat untuk mengokohkan kedudukan
kepentingan Negara adidaya, memperbudak bangsa-bangsa lemah, menyedot
sumber daya alamnya, meneror rakyatnya, manghambat perjalanannya,
memadamkan kekuatannya, menghapus identitasnya dan mengubur keasliannya,
reformasinya serta pembangunan peradabannya. Dengan kata lain
globalisasi merupakan gurita yang menelikung dan mencekik leher dunia
Islam.
- B. Saran
Kepada rekan-rekan generasi muda umat Islam yang kini sedang menempuh
study di lembaga pendidikan Islam, baik di pondok-pondok pesantren,
madrasah diniyah, ataupun di perguruan tinggi, mari kita bekali diri
dengan ilmu pengetahuan agama dan sains serta teknologi. Kami harapkan
kepada pondok-pondok pesantren jangan hanya semata-mata mengajarkan ilmu
agama dari kitab-kitab kuning saja, namun juga harus membuka pendidikan
yang berorientasi pada sains dan teknologi.
Karena umat Islam harus memiliki media komunikasi yang canggih untuk
mengimbangi era modernisasi dan globalisasi yang serba canggih ini, baik
teknologi informasi maupun komunikasi. Dan yang terpenting sekarang ini
adalah, mari kita semua sama-sama berusaha membentengi diri dan
keluarga dengan keimanan, ketaqwaan dan akhlakul karimah dibarengi
dengan sumber daya yang kuat, keterampilan kerja, ilmu pengetahuan dan
teknologi, didukung semangat persatuan dan kesatuan, insya Allah kita
akan diberi kemenangan dan kejayaan oleh Allah sepanjang waktu dan
zaman.